watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

SAHABAT SUAMIKU

Heru, 32 th, adalah teman sekantor suamiku yang
sebaya dengannya sedangkan aku berumur 28
th. Mereka sering bermain tenis bersama, entah
mengapa setiap Heru datang kerumah
menjemput suamiku ia selalu menyapaku dengan
senyumnya yang khas, sorotan matanya yang
dalam selalu memandangi diriku sedemikian rupa
apalagi sewaktu aku memakai daster yang agak
menerawang tatapannya seakan menembus
menjelajahi seluruh tubuhku.
Aku benar benar dibuat risih oleh perlakuannya,
sejujurnya aku merasakansesuatu yang aneh
pada diriku, walaupun aku telah menikah 2 tahun
yang lalu dengan suamiku, aku merasakan ada
suatu getaran dilubuk hatiku ditatap sedemikian
rupa oleh Heru. Suatu hari suamiku pergi keluar
kota selama 4 hari. Pas di hari minggu Heru
datang kerumah maksud hati ingin mengajak
suamiku bermain tenis, pada waktu itu aku
sedang olahraga dirumah dengan memakai hot
pant ketat dan kaos diatas perut.
Ketika kubuka pintu untuknya ia terpana melihat
liku liku tubuhku yang seksi tercetak jelas di kaos
dan celana pendekku yang serba ketat itu.
Darahku berdesir merasakan tatapannya yang
tajam itu. Kukatakan padanya suamiku keluar kota
sejak 2 hari lalu, dia hanya diam terpaku dengan
senyumannya yang khas tidak terlihat adanya
kekecewaan diraut mukanya, tiba-tiba ia berkata
“..Hesty mau tidak gantiin suamimu, main tenis
dengan saya..” Giliran aku yang terpana selama
menikah belum pernah aku pergi keluar dengan
laki laki selain suamiku tetapi terus terang aku
senang mendengar ajakannya, dimataku Heru
merupakan figure yang cukup ‘gentleman’.
Sementara aku masih ragu-ragu tiba tiba dengan
yakin ia berkata “..Cepet ganti pakaian aku tunggu
disini..” Entah apa yang mendorongku untuk
menerima ajakannya aku langsung mengangguk
sambil berlari kekamarku untuk mengganti
pakaian. Dikamar Aku termangu hatiku
dagdigdug seperti anak SMU sedang berpacaran
lalu aku melihat diriku dicermin kupilih baju baju
tenisku lalu ketemukan rok tenis putihku yang
supermini lalu kupakai dengan blous ‘you can see’
setelah itu kupakai lagi sweater, wouw.. cukup
seksi juga aku ini.., setelah itu aku pakai sepatu
olahragaku lalu cepat cepat aku temui Heru
didepan pintu “..Ayo Her aku sudah siap..” Heru
hanya melongo melihat pakaianku. Jakunnya
terlihat naik turun.
Singkat kata aku bermain tenis dengannya
dengan penuh ceria, kukejar bola yang
dipukulnya, rok miniku berkibar, tanpa sungkan
aku biarkan matanya menatap celana dalamku,
ada perasaan bangga dan gairah setiap matanya
menatap pantatku yang padat bulat ini.
Saking hotnya aku mengejar bola tanpa kuduga
aku jatuh terkilir, Heru menghampiriku lalu
mengajakku pulang. Setiba di rumah, kuajak Heru
untuk mampir dan ia menerimanya dengan
senang hati. Heru memapahku sampai ke kamar,
lalu membantuku duduk di ranjang. Dengan
manja kuminta ia mengambilkan aku minuman di
dapur, Heru mengambilkan minuman dan
kembali ke kamar mendapatkan aku telah
melepas sweater dan sedang memijat betisku
sendiri. Ia agak tersentak melihatku, karena aku
telah menanggalkan sweaterku sekarang tinggal
memakai blous “you can see” longgar yang
membuat ketiak dan buah dadaku yang putih
mulus itu mengintip nakal, posisi kakiku juga
menarik rokmini olahragaku hingga pahaku yang
juga putih mulus itu terbuka untuk menggoda
matanya.
Tampak sekali ia menahan diri dan mengalihkan
pandangan saat memberikan minuman
kepadaku. Memang “gentleman” pria ini.
penampilannya agak kaku tetapi disertai sikap
yang lembut, kombinasi yang tak kudapatkan dari
suamiku, ditambah berbagai macam kecocokan
di antara kami. Mungkin inilah yang
mendorongku untuk melakukan sesuatu hal yang
seharusnya tidak dilakukan oleh seorang wanita
yang sudah bersuami. Aku menggeser posisiku
mendekatinya, lalu kucium pipinya sebagai
ucapan terimakasihku. Heru terkejut, namun tak
berusaha menghindar bahkan ia menggerakan
wajahnya sehingga bibirku beradu dengan
bibirnya. Kewanitaanku bangkit walaupun aku
tahu ini adalah salah tetapi tanpa kusadari ia
mencium bibirku beberapa saat sebelum akhirnya
aku merespon dengan hisapan lembut pada bibir
bawahnya yang basah.
Kami saling menghisap bibir beberapa saat
sampai akhirnya aku yang lebih dulu melepas
ciuman hangat kami. “Her..” kataku ragu. Kami
saling menatap beberapa saat. Komunikasi tanpa
kata-kata akhirnya memberijawaban dan
keputusan yang sama dalam hati kami, lalu
hampir berbarengan, wajah kami sama-sama
maju dan kembali saling berciuman dengan
mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu
lama kelamaan, entah siapa yang memulai, aku
dan Heru saling menghisap lidah dan ciuman pun
semakin bertambah panas dan bergairah.
Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara
tangan Heru mulai beralih dari betisku, merayap
ke pahaku dan membelainya dengan lembut.
Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam.
Entah bagaimana pria bukan suamiku ini bisa
menyentuh ragaku selembut ini, semakin
kupejamkan mataku semakin melayang
perasaanku, dan menikmati kelembutan yang
memancing gairah ini. Kembali Heru yang
melepas bibirnya dari bibirku. Namun kali ini,
dengan lembut namun tegas, ia mendorong
tubuhku sambil satu tangannya masih terus
membelai pahaku, membuat kedua tanganku
yang menahanku pada posisi duduk tak kuasa
melawan dan akupun terbaring pasrah menikmati
belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan
tubuhnya miring di sisiku.
Heru mengambil inisiatif mencium bibirku
kembali, yang serta merta kubalas dengan
hisapan pada lidahnya. Mungkin saat itu gairahku
semakin menggelegak akibat tangannya yang
mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku,
membelai barang milikku yang paling sensitif
yang masih terbalut celana dalam itu dengan
lembut namun pasti.
“Mmhh.. Heruu..sudah terlalu jauh Her..” desahku
di sela-sela ciuman panas kami. Aku agak lega
saat tangan kekarnya meninggalkan
selangkanganku, namun ia mulai menarik
blousku hingga terlepas dari jepitan rokku, lalu ia
loloskan dari kepalaku. Buah dadaku yang
montok dan puting susuku membayang
menggoda dari BH-ku yang tipis dan seksi,
membuatnya semakin penasaran. Ia kembali
mencium bibirku, namun kali ini lidahnya mulai
berpindah-pindah ke telinga dan leherku, untuk
kembali lagi ke bibir dan lidahku.
Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa
ini membuatku terpancing menjadi semakin
bergairah, sampai akhirnya ia mulai memainkan
tangannya meraba-raba dadaku dan sesekali
menyelipkan jarinya ke balik BH menggesek-
gesek putingku yang saat itu sudah tegak
mengacung. Tanpa kusadari aku mulai
memainkan kaos bajunya, dan setelah bajunya
kusingkap terlihat tampilan otot di tubuhnya. Aku
melihat dada bidang dan kekar, serta perut
sixpacknya di depan mataku. Tak lama ia pun
memutuskan untuk mengalihkan godaan bibirnya
ke buah dadaku yang masih terbalut BHku.
Diciumi buah dadaku sementara tangannya
merogoh ke balik punggungku untuk melepas
kait BH-ku. Sama sekali tidak ada protes dariku
iapun melempar BH-ku ke lantai sambil tidak
buang waktu lagi mulai menjilati putingku yang
memang sudah menginginkan ini dari tadi.
“Ooohh.. sshh.. aachh.. Heruu..” desahku
langsung terlontar tak tertahankan begitu lidahnya
yang basah dan kasar menggesek putingku yang
terasa sangat peka.
Heru menjilati dan menghisap dada dan putingku
di sela-sela desah dan rintihku yang sangat
menikmati gelombang rangsangan demi
rangsangan yang semakin lama semakin
menggelora ini, “..Oooh Heru suuddhaah.. Herr..
stoop..!!” tetapi Heru terus saja merangsangku
bahkan tangannya mulai melepas celananya,
sehingga kini ia benar-benar telanjang bulat.
Penisnya yang besar dan berotot mengacung
tegang, karuan aku terbelalak melihatnya, besar
dan perkasa lebih perkasa dari penis suamiku,
vaginaku tiba tiba berdenyut tak karuan. Oh..tak
kupikirkan akibat dari keisenganku tadi yang
hanya ingin mencium pipinya saja sekarang
sudah berlanjut sedemikian jauh.
Heru melepas putingku lalu bangkit berlutut
mengangkangi betisku. Ia menarik rokku dan
membungkukkan badannya menciumi pahaku.
Kembali bibirnya yang basah dan lidahnya yang
kasar menghantarkan rangsangan hebat yang
merebak ke seluruh tubuhku pada setiap
sentuhannya di pahaku. Apalagi ketika lidahnya
menggoda selangkanganku dengan jilatannya
yang sesekali melibas pinggiran CD ku, semili lagi
menyentuh bibir vaginaku. Yang bisa kulakukan
hanya mendesah dan merintih pasrah melawan
gejolak birahi, rasa penasaranku menginginkan
lebih dari itu tapi akal sehatku masih menyatakan
bahwa ini perbuatan yang salah.
Akhirnya, dengan menyibakkan celana dalamku,
Heru mengalihkan jilatannya kerambut
kemaluanku yang telah begitu basah penuh lendir
birahi. “ggaahh.. Heeruu..stoop..ohh..” bagaikan
terkena setrum rintihanku langsung menyertai
ledakan kenikmatan yang kurasakan saat lidah
Heru melalap vaginaku dari bawah sampai ke
atas, menyentuh klitorisku.
Kini kami sama-sama telanjang bulat. Tubuh
kekar berotot Heru berlutut di depanku. Lobang
vaginaku terasa panas, basah dan berdenyut-
denyut melihat batang penisnya yang tegang
besar kekar berotot berbeda dengan punya
suamiku yang lebih kecil. Oohh..betul betul luar
biasa napsu birahiku makin mengebu gebu. Entah
mengapa aku begitu terangsang melihat batang
kemaluan yang bukan punya suamiku.Oooh
begitu besar dan perkasa, pikiranku bimbang
karena aku tahu sebentar lagi aku akan disetubuhi
oleh sahabat suamiku, anehnya gelora napsu
birahiku terus mengelegak.
Kupasrahkan diriku ketika Heru membuka kakiku
hingga mengangkang lebar lebar, lalu Heru
menurunkan pantatnya dan menuntun penisnya
ke bibir vaginaku. Kerongkonganku tercekat saat
kepala penis Heru menembus vaginaku.”Hngk!
Besaar..sekalii..Heer..” Walau telah basah
berlendir, tak urung penisnya yang demikian
besar kekar berotot begitu seret memasuki liang
vaginaku yang belum pernah merasakan sebesar
ini, membuatku menggigit bibir menahan
kenikmatan hebat bercampur sedikit rasa sakit.
Tanpa terburu-buru, Heru kembali menjilati dan
menghisap putingku yang masih mengacung
dengan lembut, kadang menggodaku dengan
menggesekkan giginya pada putingku, tak sampai
menggigitnya, lalu kembali menjilati dan
menghisap putingku, membuatku tersihir oleh
kenikmatan tiada tara, sementara setengah
penisnya bergerak perlahan dan lembut
menembus vaginaku. Ia menggerak-gerakkan
pantatnya maju mundur dengan perlahan,
memancing gairahku semakin bergelora dan
lendir birahi semakin banyak meleleh di vaginaku,
melicinkan jalan masuk penis berotot ini ke dalam
liang kenikmatanku tahap demi tahap.
Lidahnya yang kasar dan basah berpindah-pindah
dari satu puting ke puting yang lain, membuat
kepalaku terasa semakin melayang didera
kenikmatan yang semakin bergairah. Akhirnya
napsu birahikulah yang menang laki laki perkasa
ini benar benar telah menyeretku kepusaran
kenikmatan menghisap seluruh pikiran jernihku
dan yang timbul adalah rangsangan dahsyat
yang membuatku ingin mengarungi permainan
seks dengan sahabat suamiku ini lebih dalam.
“Ouuch.. sshh.. aachh.. teruuss.. heeruu..
masukin penismu yang dalaam..!! oouch..
niikmaat.. heerr..!! Baru kali ini lobang vaginaku
merasakan ukuran dan bentuk penis yang bukan
milik suamiku, yang sama sekali baru ..besaar
dan perkasaa.., aku merasakan suatu rangsangan
yang hebat didalam diriku. Seluruh rongga
vaginaku terasa penuuh, kurasakan begitu
nikmatnya dinding vaginaku digesek batang
penisnya yang keras dan besaar..!
Akhirnya seluruh batang kemaluannya yang
kekar besar itu tertelan kedalam lorong
kenikmatanku, memberiku kenikmatan hebat,
seakan bibir vaginaku dipaksa meregang,
mencengkeram otot besar dan keras ini. Melepas
putingku, Heru mulai memaju-mundurkan
pantatnya perlahan, “..oouch.. niikmaat..
heeruu..!!” aku pun tak kuasa lagi untuk tidak
merespon kenikmatan ini dengan membalas
menggerakan pantatku maju-mundur dan
kadang berputar menyelaraskan gerakan
pantatnya, dan akhirnya napasku semakin
tersengal-sengal diselingi desah desah penuh
kenikmatan.
“hh.. sshh.. hh.. Heerruu.. oohh ..suungguuhh..
niikmmaat sahyangghh..” Heru membalas
dengan pertanyaan “Ohh.. Hestyy nikmatan
mana dengan penis suamimu..?” otakku benar
benar terhipnotis oleh kenikmatan yang luar
biasa..! jawabanku benar benar diluar
kesadaranku “Ohh ssh Heruu. penismu besaar
sekalii..! jauh lebih nikmaat ..!! Heru makin gencar
melontarkan pertanyaan aneh aneh, “..hh..Hesty
lagi diapain memekmu sama kontolnya Heru..?”
aku bingung menjawabnya, “Bilang lagi dientot..!”
Heru memaksaku untuk mengulangnya, tapi
dasar aku lagi terombang ambing oleh buaian
birahi akupun tidak malu malu lagi mengulangnya
“hh.. hh.. sshh.. mmhh..lagi dientot sayaang..”
Terus menerus kami saling memberi kenikmatan,
sementara lidah Heru kembali menari di putingku
yang memang gatal memohon jilatan lidah
kasarnya. Aku benar benar menikmati
permainannya sambil meremas-remas
rambutnya. Rasa kesemutan berdesir dan
setruman nikmat makin menjadi jadi merebak
berpusat dari vagina dan putingku, keseluruh
tubuhku hingga ujung jariku. Kenikmatan
menggelegak ini merayap begitu dahsyat
sehingga terasa seakan tubuhku melayang.
Penisnya yang dahsyat semakin cepat dan kasar
menggenjot vaginaku dan menggesek-gesek
dinding vaginaku yang mencengkeram erat.
Hisapan dan jilatannya pada putingku pun
semakin cepat dan bernapsu. Aku begitu
menikmatinya sampai akhirnya seluruh tubuhku
terasa penuh setruman birahi yang intensitasnya
terus bertambah seakan tanpa henti hingga
akhirnya seluruh tubuhku bergelinjang liar tanpa
bisa kukendalikan saat kenikmatan gairah ini
meledak dalam seluruh tubuhku. Desahanku
sudah berganti dengan erangan erangan liar kata
kataku semakin vulgar. “Ahh.. Ouchh.. entootin
terus sayaang.. genjoott.. habis memekku..!!
genjoott.. kontolmu sampe mentok..!!” Ooohh..
Herruu.. bukan maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot
denganmu..!!” mendengar celotehanku, Heru
yang kalem berubah menjadi semakin beringas
seperti banteng ketaton dan yang membuat aku
benar benar takluk adalah staminanya yang
bukan maiin perkasaa.., tidak pernah kudapatkan
seperti ini dari suamiku.
Aku benar benar sudah lupa siapa diriku yang
sudah bersuami ini, yang aku rasakan sekarang
adalah perasaan yang melambung tinggi sekali
yang ingin kunikmati sepuas puasnya yang
belum pernah kurasakan dengan suamiku. Heru
mengombang ambingkan diriku di lautan
kenikmatan yang maha luas, seakan akan tiada
tepinya.
Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang
kenikmatan melanda seluruh tubuhku yang
begitu dahsyatnya menggulung diriku “Ngghh..
nghh .. nghh.. Heruu.. Akku mau keluaar..!!”
pekikanku meledak menyertai gelinjang liar
tubuhku sambil memeluk erat tubuhnya
mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku,
Heru mengendalikan gerakannya yang tadinya
cepat dan kasar itu menjadi perlahan sambil
menekan batang kemaluannya dalam dalam
dengan memutar mutar keras sekalii.. Clitorisku
yang sudah begitu mengeras habis digencetnya.
“..aacchh.. Heruu.. niikmaat.. tekeen.. teruuss..
itilkuu..!!”
Ledakan kenikmatan orgasmeku terasa seperti
‘forever’ menyemburkan lendir orgasme dalam
vaginaku, kupeluk tubuh Heru erat sekali
wajahnya kuciumi sambil mengerang
mengerang dikupingnya sementara Heru terus
menggerakkan sambil menekan penisnya secara
sangat perlahan, di mana setiap mili penisnya
menggesek dinding vaginaku menghasilkan suatu
kenikmatan yang luar biasa yang kurasakan
dalam tubuhku yang tidak bisa kulontarkan
dengan kata kata.
Beberapa detik kenikmatan yang terasa seperti
‘forever’ itu akhirnya berakhir dengan tubuhku
yang terkulai lemas dengan penis Heru masih di
dalam vaginaku yang masih berdenyut-denyut di
luar kendaliku. Tanpa tergesa-gesa, Heru
mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut
dan mesra, sementara kedua lengan kekarnya
memeluk tubuh lemasku dengan erat,
membuatku benar-benar merasa aman,
terlindung dan merasa sangat disayangi. Ia sama
sekali tidak menggerakkan penisnya yang masih
besar dan keras di dalam vaginaku. Ia memberiku
kesempatan untuk mengatur napasku yang
terengah-engah.
Setelah aku kembali “sadar” dari ledakan
kenikmatan klimaks yang memabukkan tadi, aku
pun mulai membalas ciumannya, memancing
Heru untuk kembali memainkan lidahnya pada
lidahku dan menghisap bibir dan lidahku semakin
liar. Sekarang aku tidak canggung lagi bersetubuh
dengan teman suamiku ini. Gairahku yang
sempat menurun tampak semakin terpancing
dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan
pantatku perlahan-lahan, menggesekkan penisnya
pada dinding vaginaku. Respon gerakan pantatku
membuatnya semakin liar dan aku semakin
berani melayani gairahnya yang memang
tampaknya makin liar saja.
Genjotan penisnya pada vaginaku mulai cepat,
kasar dan liar. Aku benar-benar tidak menyangka
bisa terangsang lagi, biasanya setelah bersetubuh
dengan suamiku setelah klimax rasanya malas
sekali untuk bercumbu lagi tapi kali ini Heru
memberiku pengalaman baru walau sudah
mengalami klimax yang maha dahsyat tadi tapi
aku bisa menikmati rangsangannya lagi oleh
genjotan penisnya yang semakin bernapsu,
semakin cepat, semakin kasar, hingga akhirnya
ledakan lendir birahiku menetes lagi bertubi-tubi
dari dalam vaginaku.
Lalu Heru memintaku untuk berbalik, ooh ini gaya
yang paling kusenangi “doggy style” dengan
gaya nungging aku bisa merasakan seluruh alur
alur batang kemaluan suamiku dan sekarang aku
akan merasakan batang yang lebih besar lebih
perkasa oohh..! dengan cepat aku berbalik sambil
merangkak dan menungging kubuka kakiku lebar,
kutatap mukanya sayu sambil memelas
“..Yeess..Herr..masukin kontol gedemu dari
belakang kelobang memekku..” Heru pun
menatap liar dan yang ditatap adalah bokongku
yang sungguh seksi dimatanya, bongkahan
pantatku yang bulat keras membelah ditengah
dimana bibir vaginaku sudah begitu merekah
basah dibagian labia dalamku memerah mengkilat
berlumuran lendir birahiku mengintip liang
kenikmatanku yang sudah tidak sabar ingin
melahap batang kemaluannya yang sungguh luar
biasa itu.
Sambil memegang batang penisnya
disodokannya ketempat yang dituju â
€Bleess..” ..Ooohh.. Heruu.. teruss.. Herr..
yang.. dalaam..!! mataku mendelik merasakan
betapa besaar dan panjaang batang penisnya
menyodok liang kenikmatanku, urat urat
kemaluannya terasa sekali menggesek rongga
vaginaku yang menyempit karena tertekuk
tubuhku yang sedang menungging ini. Hambatan
yang selalu kuhadapi dengan suamiku didalam
gaya ‘doggy style’ ini adalah pada waktu aku
masih dalam tahap ‘menanjak’ suamiku sudah
terlalu cepat keluar, suamiku hanya bisa bertahan
kurang dari dua menit.
Tetapi Heru sudah lebih dari 15 menit
menggarapku dengan gaya ‘doggy style’ ini tanpa
ada tanda tanda mengendur. Oh bukan maiin..!
bagai kesurupan aku menggeleng gelengkan
kepalaku, aku benar benar dalamkeadaan ekstasi,
eranganku sudah berubah menjadi pekikan
pekikan kenikmatan, tubuhku kuayun ayunkan
maju mundur, ketika kebelakang kusentakan
keras sekali menyambut sodokannya sehingga
batang penis yang besaar dan panjaang itu
lenyap tertelan oleh kerakusan lobang vaginaku.
kenikmatanku bukan lagi pada tahap “menanjak”
tapi sudah berada di awang-awang di puncak
gunung kenikmatan yang tertinggi.
“Hngk.. ngghh..Heruu..akuu mau keluaar lagii..
aargghh..!!” aku melenguh panjang menyertai
klimaksku yang kedua yang kubuat semakin
nikmat dengan mendorong pantatku ke belakang
keras sekali menancapkan penisnya yang besar
sedalam-dalamnya di dalam vaginaku, sambil
kukempot kempotkan vaginaku serasa ingin
memeras batang kemaluannya untuk
mendapatkan seluruh kenikmatan semaksimum
mungkin.
Setelah mengejang beberapa detik diterjang
gelombang kenikmatan, tubuhku melemas
dipelukan Heru yang menindih tubuhku dari
belakang. Berat memang tubuhnya, namun Heru
menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya,
rebah di sisiku. Tubuhku yang telanjang bulat
bermandikan keringat terbaring pasrah di
ranjang, penuh dengan rasa kepuasan yang
maha nikmat yang belum pernah aku rasakan
sebelumnya dengan suamiku.
Heru memeluk tubuhku dan mengecup pipiku,
membuatku merasa semakin nyaman dan puas.
“Hesty aku belum keluar sayang..! tolongin aku
isepin kontolku sayaang..!” Aku benar benar
terkejut aku sudah dua kali klimaks tapi Heru
belum juga keluar, bukan main perkasanya.
biasanya malah suamiku lebih dulu dari aku
klimaksnya kadang kadang aku malah tidak bisa
klimaks dengan suamiku karena suamiku suka
terburu buru.
Merasa aku telah diberi kepuasan yang luar biasa
darinya maka tanpa sungkan lagi kuselomot
batang kemaluannya kujilat jilat buah zakarnya
bahkan selangkangannya ketika kulihat Heru
menggeliat geliat kenikmatan, “..Ohh yess Hes..
nikmat sekalii.. teruss hes.. lumat kontolku iseep
yang daleemm.. ohh.. heestyy.. saayaangg..!!”
Heru mengerang penuh semangat membuatku
semakin gairah saja menyelomot batang
kemaluannya yang besar, untuk makin
merangsang dirinya aku merangkak
dihadapannya tanpa melepaskan batang
kemaluannya dari mulutku, kutunggingkan
pantatku kuputar putar sambil kuhentak hentakan
kebelakang, benar saja melihat gerakan erotisku
Heru makin mendengus dengus bagai kuda
jantan liar, dan tidak kuperkirakan yang tadinya
aku hanya ingin merangsang Heru untuk bisa
cepat ejakulasinya malah aku merasakan birahiku
bangkit lagi vaginaku terasa berdenyut denyut
clitorisku mengeras lagi.
Ohh.. beginikah multiple orgasme yang banyak
dibicarakan teman temanku? Selomotanku makin
beringas, batang yang besar itu yang
menyumpal mulutku tak kupedulikan lagi
kepalaku naik turun cepat sekali, Heru
menggelinjang hebat, akhirnya kurasakan
vaginaku ingin melahap kembali batang
kemaluannya yang masih perkasa ini, dengan
cepat aku lepas penisnya dari mulutku langsung
aku merangkak ke atas tubuhnya kuraih batang
kemaluannya lalu kududuki sembari ku tuju ke
vaginaku yang masih lapar itu. Bleess..
aachh..aku merasakan bintang bintang di langit
kembali bermunculan.
“..Ooohh..Hesty..kau sungguuh seksxyy..
masuukin kontolku..!!” Heru memujiku setinggi
langit melihat begitu antutiasnya aku meladeninya
bahkan bisa kukatakan baru pertama kali inilah
aku begitu antusias, begitu beringas bagai kuda
betina liar melayani kuda jantan yang sangat
perkasa ini. “..Yess.. Heruu.. yeess.. kumasukkan
kontolmu yang perkasa ini..!” kuputar-putar
pinggulku dengan cepatnya sekali kali kuangkat
pantatku lalu kujatuhkan dengan derass sehingga
batang penis yang besar itu melesak dalaam
sekali..
“..aachh.. Heestyy.. putaar.. habiisiin kontoolku..
eennakk.. sekaallii..!!” giliran Heru merintih
mengerang bahkan mengejang-ngejangkan
tubuhnya, tidak bisa kulukiskan betapa nikmatnya
perasaanku, tubuhku terasa seringan kapas
jiwaku serasa diombang ambing di dalam lautan
kenikmatan yang maha luas kucurahkan seluruh
tenagaku dengan memutar menggenjot bahkan
menekan keras sekali pantatku, kali ini aku yang
berubah menjadi ganas dan jalang, bagaikan
kuda betina liar aku putar pinggulku dan bagai
penari perut meliuk meliuk begitu cepat.
Batang kemaluannya kugenjot dan kupelintir
habiss.. bahkan kukontraksikan otot-otot
vaginaku sehingga penis yang besar itu terasa
bagai dalam vacum cleaner terhisap dan
terkenyot didalam liang vaginaku. Dan yang
terjadi adalah benar benar membuatku bangga
sekali, Heru bagai Layang-layang putus
menggelinjang habis kadang mengejangkan
tubuhnya sambil meremas pantatku keras sekali,
sekali-kali ingin melepaskan tubuhku darinya tapi
tidak kuberikan kesempatan itu bahkan kutekan
lagi pantatku lebih keras, batang penisnya
melesak seluruhnya bahkan rambut kemaluannya
sudah menyatu dengan rambut kemaluanku,
clitorisku yang lapar akan birahi sudah
mengacung keras makin merah membara
tergencet batang kemaluannya. Badanku sedikit
kumiringkan ke belakang, buah zakarnya kuraih
dan kuremas-remas, “..Ooohh.. aachh.. yeess..
Heess.. yeess..!!”
Heru membelalakan matanya sama sekali tidak
menyangka aku menjadi begitu beringass..begitu
liaar.. menunggangi tubuhnya, lalu Heru bangkit,
dengan posisi duduk ia menylomot buah
dadaku… aachh tubuhku semakin panaas..
kubusungkan kedua buah dadaku. “..selomot..
pentilku.. dua. duanya.. Herr..yeess..!! …sshh.. …
oohh..!! mataku menjadi berkunang kunang,
“..Ooohh.. Hestyy.. nikmatnya bukan main posisi
ini..! batang kontolku melesak dalam sekali
menembus memekmu..!” Heru mendengus-
dengus kurasakan batang penisnya
mengembung pertanda spermanya setiap saat
akan meletup, “..Ohh.. sshh..aahh..
Heruu ..keluaar.. bareeng..sayaannghh..!! jiwaku
terasa berputar putar..! “..yess..Hess..aku…
keluarkan diluar apa didalam..?”. “..Ohh.. Heru
kontoolmu.. jaangaahhn..dicabuut..keluarin..
didalaam..!!
Tiba tiba bagaikan disetrum jutaan volt
kenikmatan tubuhku bergetar hebat sekalii..! dan
tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan
dahsyat di dalam rahimku, “..aachh. jepiit
kontoolku.. yeess.. sshh.. oohh.. nikmaatnya..
memekmu Hestyy..!!” Heru memuncratkan air
maninya di dalam rongga vaginaku, terasa kental
dan banyak sekali. Akupun mengelinjang hebat
sampai lupa daratan “..Nggkkh.. sshh.. uugghh..
Heerru.. teekeen kontoolmu.. sampe
mentookkhh.. sayaahng.. aarrgghh..!! gelombang
demi gelombang kenikmatan menggulung
jiwaku, ooh benar benar tak kusangka makin
sering klimaks makin luar biaasaa rasa nikmatnya
jiwaku serasa terbetot keluar terombang ambing
dalam lautan kenikmatan yang maha luas.
Kutekan kujepit kekepit seluruh tubuhnya mulai
batang penisnya pantatnya pinggangnya bahkan
dadanya yang kekar kupeluk erat sekali.
Seluruh tetes air maninya kuperas dari batang
kemaluannya yang sedang terjepit menyatu di
dalam liang vaginaku. aarrgghh.. Nikmatnya
sungguh luar biaasaa!! Oohh Heru aku kuatir akan
ketagihan dengan batang penismu yang maha
dahsyat ini!! Akhirnya perlahan lahan kesadaranku
pulih kembali, klimaks yang ketiga ini membuat
tubuhku terasa lemas sekali, Heru sadar akan
keterbatasan tenagaku, akhirnya ia
membaringkan tubuhku di dadanya yang kekar,
aku merasakan kenyamanan yang luar biasa,
kepuasanku terasa sangat dihargainya. Tiga kali
klimaks bukanlah hal yang mudah bagiku untuk
mendapatkannya didalam satu kali permainan
seks.
Heru telah menaklukan diriku luaar.. dalaam..!!
akan kukenang kejadian ini selama hidupku. Tiba
tiba Heru melihat jam lalu dengan muka sedih ia
mengatakan kepadaku bahwa ia harus menemui
seseorang 10 menit lagi, akupun tak kuasa
menahannya, aku hanya mengangguk tak
berdaya.
Sepeninggal Heru dari rumah, aku termenung
sendirian di ranjang. Suatu kejadian yang sama
sekali tak terpikir olehku mulai merebak dalam
kesadaranku. Aku telah menikmati perbuatan seks
dengan sahabat suamiku bahkan harus kuakui,
aku betul betul menikmati kedahsyatan
permainan seks dengan sahabat suamiku itu.
Tetapi aku telah mengkhianati suamiku. Aku mulai
merasakan sesuatu yang salah, sementara di lain
pihak, aku sangat menikmatinya dan sangat
mengharapkan Heru melakukannya lagi
terhadapku.
Hati dan akal sehat terpecah dan menyeretku ke
dua arah yang berlawanan. Pergumulan batin
terjadi membuatku limbung. Akhirnya
kuputuskan untuk mencoba melupakan Heru.
Setelah beberapa minggu dalam kondisi seperti
ini, hatiku makin tidak menentu, makin kucoba
melupakannya makin terbayang seluruh kejadian
hari itu, aku masih merasakan tubuhnya yang
kekar berkeringat napasnya yang mendengus
dengus terngiang sayup sayup terdengar
suaranya memanggilku ’sayang’. Heru berhenti
bertugas di kantor suamiku. Entah itu
keinginannya sendiri atau memang ia dialih
tugaskan, aku tidak tahu.
Namun hingga kini, pergumulan batin dalam
diriku masih terus berlangsung. Di lain pihak aku
tetap ingin mencintai suamiku, walaupun ia tak
bisa memberikan apa yang telah diberikan Heru
padaku. Aku masih merindukan dan
menginginkan sentuhan tangan kekar Heru,
dimanakah kau berada Heru..?


Adult | GO HOME | Exit
1/1771
U-ON

inc Powered by Xtgem.com